Jumat, 31 Oktober 2008

Urgensi mempelajari sejarah

Urgennya mempelajari sejarah

Belum usai perang dunia kedua, disusul dengan agresi militer Amerika membombardir Irak sampai keakar-akarnya, yang alih-alih mengatasnamakan justice. Bukan hanya itu akhir-akhir ini juga, terjadi perang intelektualisme antara Barat vs Timur, Timur yang mewakili sekte Islam, sedang Barat mewakili Liberalisme, Matrealisme dan semacamnya, Islam yang diwakili oleh cendekiawan muslim, dan Barat oleh orentalis dan para pemuja hak asasi manusia, dan penulis merasa bahwa perang intelektualisme itu lebih berbahaya dari perang fisik, karna dampaknya nanti akan lari kepada keyakinan, sedangkan keyakinan dalam agama umumnya, Islam khususnya adalah sesuatu yang sangat mendasar.

Salah satu yang menjadi titik sentral oleh para orentalis adalah sejarah, mereka mengawali agresi intelektualisnya dengan pengkaburan sejarah Islam, untuk mencoba menggoyakan akidah umat Islam yang sejak lama terpatri di sanubari. Bagi mereka yang tidak kuat analisa atau pengetahuan sejarahnya mungkin saja akan terpengaruh begitu saja dengan pernyataan-pernyataan orentalis yang mana kebanyakan dalil-dalilnya pendekatan akal, sehingga sangat muda untuk di iyakan. Dan inilah yang penulis lihat di masyarakat kita Indonesia, sehingga lahirlah sekte-sekte baru yang tidak dikenal sebelumnya tapi mengetas namakan Islam, dengan ajaran yang agak sedikit melenceng dari ajaran islam yang hanif.

Yang marak sekarang ini adalah isu penegakkan khalifa Islamiah, yang pernah eksis dan menguasai peradaban, yang terkhir tumbang di tangan penguasa Turki Mustafa Kemal Ataturk atas sokongan inggris. Para musuh-musuh islam, khususnya orentalis tidak akan membiarkan islam Berjaya untuk kali kedua. Dengan usaha mati-matian dari orentalis dia mencoba mendistorsi hal ini. Pertama, dia menyerang Rasulullah dan membuat seribu satu macam syubhat hanya untuk menjauhkan Rasulullah dari hati umat islam yang sudah 1400 tahun lamanya.

Selanjutnya sahabat-sahabat beliau yang telah dijamin masuk surga, dan disinilah mereka banyak berhenti dan mulai mengkaburkan makna kekhalifaan islam. Memang diakui oleh para sejarawan Islam, bahwa memang disisni terjadi problem dalam tubuh umat Islam, yang belum siap untuk ditinggalkan oleh Nabi, Sang pemimpin umat yang sangat mereka cintai lebih dari diri mereka sendiri, sehingga untuk mencari pengganti sebagian sahabat belum siap dan masi berduka, belum lagi tentang pengangkatan khalifa Abu Bakar ra. yang sebagian kecil sahabat tidak ikut bait beliau. Kemudian terbunuhnya Umar bin Khatab ra., Usman ra. meminta tuntutan atas meninggalnya Umar bin Khatab ra., perpecahan Ali dan Muawiyah dan terjadinya perang siffin, yang menjadi tema yang sangat menerik bagi orentalis untuk dijadikan bahan pengkaburan.

0 komentar: